Thursday, February 27, 2014

Prek-Kata: Sebuah Pra Kata Yang Layak Di-Prek-Kan

Berawal adanya tuntutan salah satu pekerjaan, saya harus berkutat dengan arsip-arsip lama Mingguan BOLA (sekarang Harian BOLA), dari mulai edisi pertama-nya di bulan Maret tahun 1984... Sebuah aktifitas yang menyenangkan sekaligus menjengkelkan... tapi yang pasti saya dibayar untuk aktifitas tersebut...

Menyenangkan karena saya bisa kembali melayang ke masa lalu, di mana saya yang hobi olahraga khususnya sepakbola, dapat membaca kembali media tua itu. Yup! Terbitan awal Mingguan BOLA yang kala itu masih menjadi sisipan Harian KOMPAS dan gratis, memang selalu saya tunggu terbitannya setiap hari Jum'at sehabis pulang sekolah. Namanya juga bocah kala itu... biasanya sehabis membaca tulisan tentang sepakbola, saya yang juga sempat jadi anak gawang di dua klub berbeda, seakan-akan mengidentikkan diri menjadi bintang bal-bal-an waktu itu, seperti Fandi Ahmad, Ronny Pattinasarani, atau Mario Kempes...

Menjengkelkan karena saya harus meng-kopas tulisan-tulisan dari tabloid olahraga tertua kedua di Indonesia setelah Tribun Olahraga itu, dengan kadang bahkan seringnya, apa yang saya copy paste berbeda dengan apa yang sebenarnya tertulis. Aktifitas yang membutuhkan ketelitian... mana mata sudah plus minus lagi...

Nah! Dari hasil bolak-balik halaman demi halaman itu, mata saya tertuju pada iklan-iklan lama yang ada. Kebetulan di samping karena saya suka mengamati iklan, juga karena sadar bahwa saya bagian dari bangsa Indonesia yang relatif suka mengabaikan sejarahnya. Iklan yang merupakan bagian dari kreatifitas dan budaya suatu bangsa, mencerminkan apa yang terjadi pada bangsa saat itu, dan itulah sejarah! Menurut Bung Karno kita harus Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah... Piye? Wis ketok serius durung...

Wis... ndak usah kacang alias kakehan cangkem dan berpanjang kali lebar kali tinggi... Silakan menikmati, suka monggo, ndak suka ya monggo... Gitu aja kok repot...

Oh ya... sementara iklan retro yang tersedia masih yang iklan cetak, dikarenakan adanya ya baru itu jhe... untuk iklan yang non cetak semisal iklan radio ataupun televisi belum tersedia dikarenakan relatif sulit mendapatkan sumbernya... Demikian disampainya... Harap maklum...

Salam!

No comments:

Post a Comment